Sabtu, 20 Agustus 2016

KAPAL TUA TANPA NAHKODA

“Negara tanpa pemimpin, negara tanpa nahkoda”

Bunyi slogan dan spanduk yang terpasang di beberapa titik di Kapal pada awal Agustus lalu kemudian menjadi perbincangan hangat. Istilah negara tanpa pemimpin, negara tanpa nahkoda, kemudian dikenal sebagai negara autopilot. Istilah yang bernada sarkastis itu bermakna negeri ini berjalan nyaris tanpa pemimpin.

Rakyat di negeri ini niscaya bisa hidup dan mengurus diri sendiri tanpa perlu adanya kehadiran pemerintah. Toh, ketika rakyat kehilangan harta benda, mereka nyaris tak pernah melapor kepada aparat kepolisian karena adagium “kemalingan ayam, hilang kambing” begitu lekat di benak rakyat.
Ketika rakyat tertindas dan diambil haknya, mereka tidak mau berperkara di pengadilan. Di negara ini peradilan bak belantara mafia yang hanya berpihak kepada pemilik kekuasaan dan uang. Dengan kondisi seperti ini, siapa yang butuh pemimpin?Negara ini bak berjalan sendiri tanpa kontribusi para pemimpinnya. Setiap kali masalah datang menghadang, masyarakatlah yang dituntut untuk menyelesaikannya, entah itu dengan cara damai, ataupun kekerasan.
Ketika rakyat marah, pemerintah berbicara lewat moncong-moncong senjata untuk membungkam. Rakyat tak gentar dan membalas dengan serangan yang lebih hebat dengan dukungan massa yang lebih besar. Lihatlah kasus penembakan di Pelabuhan Sape dan berakhir dengan pembakaran kantor bupati di Bima oleh massa. Ini membuktikan bahwa rakyat di sana tak butuh pemerintah daerah. 
Selama ini rakyat terkesan dan merasakan berjalan sendiri, berjuang sendiri untuk mengatasi kemiskinan, kemelaratan dan ketidakadilan dengan caranya sendiri. Enak betul jadi pemerintah di negeri ini. Pemerintah sepertinya tak perlu repot-repot mengatur negara. Ibarat pesawat yang bergerak dengan autopilot, negara ini dapat berjalan otomatis tanpa pemerintahan.
Negara Gagal
Pemerintahan saat ini dituding lebih mengutamakan pencitraan ketimbang kepentingan rakyat. Lembaga wakil rakyat seperti DPR, justru tidak mencerminkan sebagai wakil rakyat. Tudingan sebagai lembaga yang korup, bergaya hidup hedonis, skandal korupsi, mafia anggaran, tuntutan fasilitas yang mengada-ada, hingga permintaan pembangunan gedung yang baru. Lembaga legislatif pun dituding sibuk mengurusi kepentingan mereka sendiri.
Bangsa dan negara ini sudah sangat lama dililit aneka macam kebobrokan yang membekap semua lini kehidupan masyarakat, di lini ekonomi, sosial, hukum, politik, kehormatan bangsa dan lain-lain. Karena itu, banyak kalangan melabelkan negara ini sebagai negara gagal, negara lemah, atau yang belakangan ini dikatakan sebagai negera autopilot.
Padahal negara ini, sebagaimana juga negara-negara lainnya, didirikan dan dibentuk berdasarkan suatu kontrak sosial, yang mengatakan negara memberi perlindungan kepada segenap warga negara dan seluruh tumpah darah sebagai kewajiban utamanya. Sebagai imbangannya warga negara berkewajiban patuh kepada negara  dengan mengikuti peraturan-peraturan yang digariskan negara dalam kontrak sosial itu.
Di Indonesia, fungsi, tugas, dan peran negara sebagai pelindung dan pemberi jaminan keamanan dan pencipta kesejahteraan diamanatkan dalam UUD 1945, maka segala ketidakadilan dan ketidaksejahteraan rakyat merupakan pengabaian tugas, fungsi, dan peran negara terhadap kontrak sosial bernegara.
Pemerintah yang tidak menjalankan fungsi dan tugas-tugasnya dikatakan juga sebagai negera autopilot atau sebagai negara gagal. Mengapa? Sebab dalam teori kontrak sosial Thomas Hobbes, John Lock, dan Jean Jaeques Rousseau, yang kemudian dipadukan dalam UUD 1945 mengatakan tujuan didirikan negara adalah to protect its people from violence and other kinds of harm (untuk melindungi warga negara dari segala bentuk kekerasan, ketidaknyamanan, atau lainnya).
Bagaimana indikasi sesungguhnya yang memotretkan negara gagal itu? Menurut sebuah studi yang dilakukan World Economic Forum dan Universitas Harvard (2002) terhadap 59 negara (Indonesia termasuk di dalamnya), berhasil dicirikan apa itu negara gagal: tingginya angka kriminalitas dan kekerasan publik, suap dan korupsi merajalela, kemiskinan masyarakat yang merebak, dan ketidakpastian yang tinggi.
Memimpin dan Menderita
Setiap penyelenggara negara harus paham bahwa dirinya ibarat seekor tuna di lautan hiu. Dirinya secara permanen selalu berada di bawah tekanan, kritikan dan celaan rakyat. Apalagi ketika ketakadilan merajalela. Kita harus paham satu hal. Wibawa tak dapat dibeli. Kebijakan tak dapat diserahkan kepada konsultan untuk dipikirkan dan dibedaki. Kemiskinan tidak sekadar angka-angka statistik yang mudah direkayasa.
Saat ini rakyat gampang sekali marah, mengganas, membakar dan anarkhis ketika republik seperti berjalan tanpa nahkoda. Mereka mengganas ketika pemerintah seakan tak hadir untuk mereka. Republik ini gemuk instruksi tetapi kurus implementasi. Lembaga lahir dan mati silih berganti. Alih-alih mengatasi kemiskinan struktural, kita lebih suka membuat struktur baru yang memboroskan anggaran.
Penyelenggara negara terlalu anonim untuk dijadikan tertuduh. Setiap kapal pasti punya nahkoda. Setiap negara punya kepala negara. Kepala negara dituntut mengendalikan republik saat badai. Dia juga dituntut dapat mengantisipasi badai dan segala gelombang samudera.
Para pemimpin di negeri ini harus memahami kredo dari KH Agus Salim, “leiden is lijden” (memimpin adalah menderita). Kredo tersebut terasa otentik mewakili ketulusan zamannya. Segera terbayang penderitaan Jenderal Soedirman yang memimpin perang gerilya di atas tandu. Setabah gembala ia pun berpesan, ”Jangan biarkan rakyat menderita, biarlah kita (prajurit, pemimpin) yang menderita.”
Zaman sudah terbalik. Suara-suara kearifan seperti itu terasa asing untuk iklim sekarang. Kredo pemimpin hari ini, ”Memimpin adalah menikmati”. Menjadi pemimpin berarti berpesta di atas penderitaan rakyat. Demokrasi Indonesia seperti baju yang dipakai terbalik, mendahulukan kepentingan lapis tipis oligarki penguasa-pemodal ketimbang kepentingan rakyat kebanyakan.
Banyak orang berkuasa dengan mental jelata, mereka tak kuasa melayani, hanya bisa dilayani. Bagi pemimpin bermental jelata, dahulukan usaha menaikkan gaji dan tunjangan aparat-birokrat-pejabat, bangun gedung dan ruangan mewah agar wakil rakyat tak berpeluh-kesah, transaksikan alokasi anggaran untuk memperkaya penyelenggara negara dan partai, pertontonkan kemewahan sebagai ukuran kesuksesan, utamakan manipulasi pencitraan.
Cukup rakyat saja yang menanggung beban derita. Biarkan rakyat Lebak, Banten, tetap hidup mengenaskan seperti zaman penjajahan. Anak-anak bangsa terus bergelantungan meniti jembatan reot, menantang maut menuju sekolahnya. Biarkan petani tergusur dari lahannya. Biarkan rakyat di sekitar pertambangan mengalami kerusakan lingkungan. Biarkan rakyat kecil dihukum berat karena tak mampu membeli “keadilan”.
Kelak, anak cucu kita hanya akan mendengar dari dongeng tentang sebuah negeri yang gemah ripah loh jinawi. Namun pada masanya mereka tidak akan pernah mendapati lagi ubi, beras, singkong, jagung, padi, tahu dan tempe, karena makanan tersebut kelak harus mereka beli dari luar negeri dengan harga yang tidak semua orang mampu menjangkau.

Marilah berdoa menirukan munajat para penjelajah bahari di abad kesilaman nusantara, ”Ya Tuhan, selamatkan kami. Lautan di Tanah Air ini luas dan ombaknya ganas menerjang. Bahtera kami oleng, sedang nahkodanya mencari selamat sendiri!” ***




Kamis, 18 Agustus 2016

BUJANG GADIS KAMPUS ( Fakutas Adab dan Humaniora ), IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Perjuangan....




Assalamualaikum Warohmatullahi Wabaraktuh

Hallo guys guys guys, karena admin posting nya pada pukul 17:00, jadi mau ngucapin selamat sore aja ni buat para readers. Gimana kabarnya? Semoga pada sehat semua ya..?
Kali ini saya mau membahas salah satu kegiatan yang telah diselenggarakan oleh Dewan Mahasiswa IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, yang dinamai IAIN EXPO 2016. kegiatan ini diadakan sebagai salah satu cara untuk mengeksplor minat dan bakat Mahasiswa. Perlombaan-perlombaan yang telah di rangkai diantaranya:
1.      Lomba Kaligrafi Tingkat Mahasiswa
2.      Lomba Karya Tulis Ilmiah
3.      Tari Kreasi
4.      Festival Band
5.      Fashion Show
6.      Pemilihan Bujang Gadis Kampus
7.      dan masih banyak lagi.

Salah satu perlombaan yang paling ditunggu adalah pemilihan Bujang Gadis IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, karena ini menentukan siapa Ikon terbaik yang ada di kampus tersebut. Pemilihan Bujag Gadis kampus ini tidak berbeda seperti pemilihan Bujang Gadis Kota jambi yang pernah diadakan oleh pihak pemerintah kota jambi sebelumnya.  Berlanjut pada babak pertama finalis Buang Gadis berjumlah 11 pasang yang mana mewakili setiap Fakultas dan Jurusan yang Lolos seleksi serta mendapat Undangan dalam pemilihan Bujang Gadis Kampus, Pada intinya mereka diharuskan untuk mengenakan pakaian melayu Oleh panitia penyelenggara. kemudian satu persatu perpasang tampil dengan penuh keyakinan penuh percaya diri serta  menghadap dewan juri dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dewan juri kepada mereka. Setelah semuanya selesai dalam penampilan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari dewan juri, Maka lima pasang dari Bujang Gadis tersebut diseleksi yang terbaik untuk masuk ke babak Grand Final.

Setelah mendengar pengumuman dari dewan juri, para peserta pun sempat termenung dan merasa bingung siapakah nantinya yang akan masuk ke babak Grand Final, sempat tererkam Oleh seorang Notulen seraya langsung bertanya kepada calon Finalis Biasa di sapa (Siti Nurmala) Seorang Mahasiswi Fakultas Adab Jurusan Sastra Inggris didepan gedung Auditorium Qhatib Quzwain; Saya sempat Termenung dan merasa Bingung siapakah nantinya yang akan terpilih dan masuk ke babak Grand Final tergambar dari raut wajah penuh harap tersebut, dan pertanyaan pun terlontar dari Saya (Nitizen) kepada Siti Nurmala. Apa yang memotifasi anda ingin mengikuti pemilihan Bujang Gadis Kampus ini? Seraya menjawab; Dengan ikut sertanya saya dalam pemilihan Bujang Gadis kampus ini yang awal mulanya termotifasi dengan melihat pemilihan Bujang Gadis Kota Jambi sebelumnya dan begitu pula saya ingin memberikan yang terbaik untuk Fakultas Adab dan Humaniora Motifasi kepada Teman-teman Mahasiswa/I lainnya, begitu pula Fakultas Adab adalah Fakutas Seni yang begitu banyak didalamnya (Mahasiswa) yang memiliki bakat-bakat yang luar biasa dan bias menunja kegiatan yang dapat mengangkat citra dan Nama baik Fakultas Adab baik didalam Lingkup IAIN Sulthan Thaha Saifuddin maupun Nasional dan bertepatan pula pada kegiatan yang di adakan pada saat ini IAIN EXPO 2016 adalah salah satu cara mengenalkan Icon kampus kepada khayak ramai umumnya masyarakat Jambi. Itulah alasan utama saya mengikuti pemilihan Bujang Gadis Kampus pada kegiatan IAIN EXPO 2016 kali ini. (Jawab Nurmala dengan Lugas)

 Singkat cerita pengumuman ternyata finalis yang masuk ke babak Grand Final hampir mewakili masing-masing fakultas. Finalis yang terpilih diantaranya Ilham Ilahi dan Siti Nurmala dari Fakultas Adab, Rizka dan Fardi Yansah dari Fakultas Tarbiyah, Edwin dan Feni dari Jurusan Ilmu pemerintahan, feri dan Rahma dari Fakultas Usuludin, dan Mahyudin dan Ade Indah dari Tarbiyah.  Setelah di umumkannya para peserta yang masuk ke babak Grand Final sontak keceriaanpun tergambar dari raut wajah Finalis, selanjutnya Karantinapun diadakan satu hari sebelum grand final, tujuannya untuk melatih kekompakan satu sama lain dan kedisiplinan. Juga para finalis diajarkan bagaimana cara berdandan dengan baik. Waahh… memang bukan main ya kalau masalah berdandan !.
Senin (4/3) Grand Final digelar, lima pasang finalis diharuskan mengenakan pakaian adat Jambi asli. Dipembuka acara para finalis menampilkan satu tarian yang telah dilatih juga pada saat karantina yang mana mereka harus memberikan yang terbaik, Para Supporter dari masing-masing finalis ikut memeriahkan acara tersebut, mereka sengaja datang untuk berteriak pada jagoannya  bahkan beberapa dosen pun menyempatkan diri untuk datang menyaksikan babak Grand Final Bujang Gadis Kampus ini. Selain menampilkan tarian, finalis juga diberikan pertanyaan dan diharuskan untuk menampilkan bakat yang mereka punya? Wah sungguh luar biasa perjuangan mereka ya,,,, hehehe

Pertanyaan yang diajukan bermacam-macam Ragamnya  tetapi tidak jauh dari sekitan-sekitan kampus IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, dan bakat yang mereka tampilkan bermacam-macam pula,  mulai dari Pembawa Dcara, Dyanyi, Drama, Puisi hingga Tari. Setelah rangkaian acara selesai saatnya untuk menentukan siapa yang akan menjadi Icon atau biasa disebut Bujang Gadis Kampus pada cara IAIN EXPO kali ini,  sekaligus menjadi Ikon kampus itu sendiri. Gak terlalu tegang-tegang banget ya karena pembawa acara juga sangat santai membawakannya (Ujar: Nurmala dan Ilham Ilahi), karena dengan percaya diri dan penuh keyakinan kami pun optimis dengan hasil yang diberikan oleh dewan juri sesuai dengan penamplan yang telah kami tampilkan) Finalis perwakilan dari Fakultas Adab Tersebut.
Para supporter dengan riang memberikan semangat kepada finalis sesuai jagoan mereka. semangat.. ayo semangat. La la la ye ye ye..
Keputusan yang telah dewan juri diskusikan bahwa finalis yang menduduki juara 1 (satu) adalah dari perwakilan fakultas Tarbiah jurusan Pendidikan Bahasa Inggris yaitu Mahyudin dan Ade Indah. Kemudian juara  II masih dari perwakilan fakultas tarbiah, Rizka Febriani dan Fardi Yansah. Kemudian Ilham Ilahi dan Siti Nurmala menjadi juara III perwakilan dari fakultas Adab dan Humaniora. Sedangkan kedua pasang finalis lainnya yang menempati posisi IV dan V di berikan gelar sebagai finalis persahabatan dan finalis berbakat. setelah pengumuman pemenang acara pun ditutup dan selesai, Para Juara pun disilahka foto bersama sebagai kenang-kenangan.
Sontak setelah beberapa menit menjelang para Juara turun dari Panggung tak terbendung lagi para supporter yang hadir langsung menyerbu para Juara untuk memberikan ucapan selamat dan berfoto bersama mereka. Kebanjiran fans yang lebih tepat untuk sebutan mereka para sang juara Bujang Gadis Kampus dan siap menjadi Icon IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Tanpa dipungkiri lagi telah datang sosok baru yang siap membawa perubahan untuk Fakultas Adab kedepannya dalam menentukan siapa yang layak tidak nya dalam pemilihan Bujang Gadis Fakultas Adab dan Humaniora, yaitu sosok Ilham Ilahi Mahasiswa yang penuh dengan Kesabaran dalam setiap  mengambil keputusan dan tindakan maupun Langkah, Siti Nurmala sosok Mahasiswi yang Rupawan Nan Anggun dalam berbagai Bidang yang mupuni ini, Sosok keduanya yang mempunyai bakat.
 Selamat kepada Kedua nya telah menjadi Bujang Gadis IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Khususnya Fakultas Adab dan Humaniora, Keduanya yang telah berjuang mengharumkan Nama baik Fakultas Adab, Kami selaku rekan dan sahabat siap mendukung Progres kalian selama mengabdi sebagai Mahasiswa baik kelak dimasa mendatang baik didalam kampus maupun luar kampus. Amin…..

Nitizen : Apa yang ada di benak kalian setelah terpilih menjadi Bujang Gadis Kampus, khusus nya untuk fakultas Adab dan Humaniora ?
Mala: Harapan besar kami kepada Civitas Akademik Fakultas Adab dan Humaniora Khususnya dalam bidang minat dan bakat, banyak Mahasiswa/i Fakultas Adab yang mempunyai bakat  dan belum tersalurkan. Bukan bicara siapa dia dan jurusan apa dia, akan tetapi itu dia yang bisa itu dia yang berbakat mari bersama kita kembangkan dia yang bisa dan berbakat tersebut.
Kami tidak akan bisa menyalurkan minat dan bakat kami jikalau tidak ada yang siap menyokong dan menaungi kami baik dari atas maupun dari bawah…

Sekiannn…….!


Create by: Nitizen ..  ®
For         : Ilham Ilahi dan Siti Nurmala
Success for you all… (-,-)


Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabaraktuh





Minggu, 14 Agustus 2016

MERAH PUTIH

MERAH PUTIH

Hidup tanpa tulang akan lemah
Hidup tanpa darah akan mati
Merahnya darahmu
Dan ....
Putihnya tulangmu
Itulah sang saka Merah Putih
Bendera negriku tercinta
Indonesia Raya

Luka dan nestapa para pejuang
Hanya untuk satu tujuan ....
M E R D E K A
Demi sang Merah Putih
Dan demi kemerdekaan bangsa

Hai anak bangsa ....
Ingatlah betapa susahnya hidup di zaman itu
Puji Syukur ku panjatkan Merah Putih tetap berkibar
Garuda di dada Indonesia Jaya

M E R D E K A




Sabtu, 13 Agustus 2016

BERGERAKLAH

Langkah kakiku terdiam
Dalam genangan dan leburan air mata bercampur darah
Negri yang telah mati rasa
Atas rasa – rasa yang tertindas
Hingga ibu pertiwi menangis dan mengeluh
Genangan air mata itu tak mampu menyadarkan kita
Hingga kepekaanpun hilang
Kenapa hanya melihat dan terdiam dalam kebisuan yang nyata?
Pertanyaan basi yang telah membasikan pemikiran intelektual
Hingga membasikan gerakan penggerak yang tak tergerak

Apakah kita terus diam?
Jawablah……………
Rengkulan jawaban adalah kepastian pertanyaan
Maka bergeraklah dalam gerakan pergerakan
Jika kau mengakui dirimu mahasiswa
Yang mempunyai tanggung jawab
Agen of chang adalah ingatan dan luapan emosionalmu
Hingga akhir hayatmu
Keluarlah dari istanamu yang penuh dengan keindahan duniawi yang sesaat
Demi negrimu yang kau cintai.


Rabu, 10 Agustus 2016

KELAM




kelam berkuasa dari gunung sampai ke pantai
tak peduli akan langkah yang kian gontai
hitam bak perisai
amankan hati yang semakin lunglai

aku berpijak padaNYa
pada apa yang sebenarnya aku takutkan
dan pada akhirnya tak dapat aku selesaikan

kelam
aku padamu
engkau padaku
selimuti dustaku
dimana segala hayalan akan bertemuu

Selasa, 09 Agustus 2016

SATU TUJUAN

                   SATU MIMPI SATU BARISAN
(By: Oleh W T)

Di lembang ada kawan sofyan
jualan bakso kini karena dipecat perusahaan
karena mogok karena ingin perbaikan
karena upah ya karena upah

Di ciroyom ada kawan sodiyah
si lakinya terbaring di amben kontrakan
buruh pabrik teh
terbaring pucet dihantam tipes
ya dihantam tipes
juga ada neni
kawan bariah
bekas buruh pabrik kaos kaki
kini jadi buruh di perusahaan lagi
dia dipecat ya dia dipecat
kesalahannya : karena menolak
diperlakukan sewenang-wenang

Di cimahi ada kawan udin buruh sablon
kemarin kami datang dia bilang
umpama dironsen pasti nampak
isi dadaku ini pasti rusak
karena amoniak ya amoniak

Di cigugur ada kawan siti
punya cerita harus lembur sampai pagi
pulang lunglai lemes ngantuk letih
membungkuk 24 jam
ya 24 jam

Di majalaya ada kawan eman
buruh pabrik handuk dulu
kini luntang-lantung cari kerjaan
bini hamin tiga bulan
kesalahan : karena tak sudi
terus diperah seperti sapi

Di mana-mana ada sofyan ada sodiyah ada bariyah
tak bisa dibungkam kodim
tak bisa dibungkam popor senapan
di mana-mana ada neni ada udin ada siti
di mana-mana ada eman
di bandung - solo - jakarta - tangerang

Tak bisa dibungkam kodim
tak bisa dibungkam popor senapan
satu mimpi
satu barisan


LESTARI ALAMKU

     LEMBAH SMESTA ALAM

Angin dingin kelam berderik
Kabut putih menghapus mentari
Tegak cahayanya menusuk citra
Pahatan gunung memecah langit
Berselimut awan beralas zambrud
Tinggi dan tajam
Sejak waktu tidak beranjak
Di sanalah snubari berdetak
Sunyi sepi tak beriak
Cermin ilusi di atas danau
Menikung pohon yang melambai warna
Di Selah Kaki-kaki mengejek Karya-karyanya
Di manakah aku berada…?
Di mana jiwa tak mengingat rumah
Di saat hidup serasa sempurna
Sungguh jelita permadani ini
Tebarkan pesona di atas cakrawala
Tak berujung di pandang lamanya
Serasa bertualang di negeri tak bertuan





Senin, 08 Agustus 2016

TERPATRI DENGAN KEINDAHAN ALAM

Air Terjun Pancuran Rayo, Kerinci.


sekian windu mantra dibaca panjatkan doa  
tak mendaki langkah ke puncak hajat sebuah hasrat tiba-tiba waktu mendadak asin ketika tanah warisan–tanah subur–tanah makmur berubah jadi dongeng-dongeng lunak 
ditempel pada sebongkah batu 
sementara orang-orang di ujung sana menyembelih hutan 
untuk berpesta sambil mengintip celah-celah hitam 
gunung kelabu berselimut asap mengoyak kota 
engkau dan aku dipaksa turut berpesta menghitung berapa banyak jumlah air mata


Minggu, 07 Agustus 2016

Perjalanan Malam

Setengah Perjalanan Malam


Malam tadi semilir itu nafasmu
Dari untaian kata keramat
Yang jarang kudapat
Lalu menjadi bait-bait doa
Mengangkasa langit jingga
Menaklukan sajak pujangga…
Pada diafragma yang sama
Mengalir hangat tak terkira
Adalah dekapan malammu Juwita
Memaksaku terjaga,menghitung mundur usia
Ketika malam,bintang,dan bulan
Masih dalam setengah perjalanan
Lalu kudapati pagi
Tetesan-tetesan embun
Di sela menguningnya dedaun
Semakin tersadar,merapuh bersama waktu
Entah berapa sajak tersisa
Hingga terlelap selamanya,dalam dekapan malam…

Keindahan Alam Indonesia
Saat aku membuka mataku,
ku tak percaya bahwa itu nyata
Aku masih berfikir, bahwa aku masih bermimpi
Tetapi aku sadar bahwa keindahan itu benar-benar ada di depanku
Sungguh indah kepulauan ini
Ribuan pulau-pulau berjajar membentuk gugusan pulau yang indah
Gunung-gunung berbaris dari ujung barat ke ujung timur
Samudra luas membentang dengan air yang biru
dan berisi keindahan di bawahnya
Aku bangga menjadi anak Indonesia
Aku berjanji aku akan menjagamu